Theme Preview Rss

Beban Sang Tukang Bakmie. (Kisah Nyata)

Pas browsing-browsing, dapet cerita bagus banget dari sini

langsung saja ya

Berdasarkan kisah nyata, copas dari note fb gw sendiri, dengan penambahan emote kaskus gan ,
tulisan gw sendiri, jadi no repost..
persepsi org pertama.

Spoiler for Listen to my story..:
~29 Juli 2010~
---------------



Hari ini Tuhan sepertinya mencoba berbicara lagi kepadaku , ya seperti biasa, dengan caraNya yang unik dan tak tertebak. Kisah ini dimulai dengan si mama yang memintaku untuk mengantarnya ke rumah ex-tetangga kami, untuk menjenguk bayi mereka yang baru lahir. Setelah aku berberes sedikit, kami pun berangkat ke rumah sang ex-tetangga kami, sampainya di sana, ternyata mereka sedang pergi untuk mengontrol kesehatan sang bayi yang ternyata sudah satu bulan umurnya ke dokter.



Yaaah, karena rambutku sudah gondrong layaknya anak metal , aku pun mengajak si mama untuk pergi ke salon langganan. Singkat cerita, rambutku sudah "jarang" kembali, kami pun pulang.
Belum jauh dari salon itu, si mama melihat sebuah kios bakmie ayam, "Bakmie Atet" namanya, dia bertanya kepadaku, "Mau bakmie gak??", aku pun menjawab dengan sedikit akting berpikir, "Hmm..boleh deh..", kami pun akhirnya berputar dan mampir ke kios itu.

Ku parkirkan motorku, kami pun turun, lalu menengok ke dalam, "Gelap ya..?", kata si mama. Terlihat seorang bapak tua sedang duduk sendirian di dalam dengan raut wajah yang jujur saja mengundang simpatiku, kami pun masuk. Dengan senyum ramah dia menyapa dan bertanya, "Silahkan, mau pesan apa..?", kami duduk dan berpikir sejenak tentang apa yang ingin dipesan, akhirnya kami memesan dan menunggu, sambil si bapak tua memasak pesanan kami.



17.00 WIB -------

Aku keluarkan handphone-ku, memeriksa apa adakah pesan singkat yang masuk selama tadi di perjalanan. Lalu keluar lah dari dalam, seorang ibu - ibu yang tak kalah ramah senyumnya, "Mau minum apa..?", setelah kami memutuskan untuk minum apa, dia pun masuk kembali ke dalam untuk menyiapkannya. Belum lama ibu itu masuk, muncul dari dalam, seorang pemuda berbadan besar, berpakaian rapi dengan kemeja dan celana bahan, ku perkirakan usianya 30 tahun-an, sambil menatap tajam, dia melewati aku kepadaku menuju bapak tua tadi yang nampaknya adalah ayahnya, perasaanku bilang, ada yang salah tentangnya. Lalu ayah dan anak itu berbisik, entah apa yang diperbincangkan, aku tak mendengarnya dengan jelas.


Akhirnya sang ibu - ibu datang kembali untuk menghidangkan menu yang kami pesan. Saat ia mendekat untuk menaruh makanan dan minuman kami, aku tertegun melihat tangannya yang bergetar seperti orang yang pernah terkena atau mungkin sedang stroke , aku berharap dugaanku salah. Karena pesanan kami telah siap di meja, kami pun mulai menyantap dengan lahap, ku akui, bakmie ini sangatlah enak.

Si bapak tua dan si pemuda sepertinya sudah selesai berbincang ku lihat, si bapak tua akhirnya membuka sebuah toples, dan memberikan sesuatu ke pemuda besar itu, pemuda besar itu pun duduk dekat si ibu dengan tenang. Singkatnya kami sudah selesai makan, kami pun ingin pulang, saat ingin membayar, ternyata wow, murah loh makanannya. Karena mama sedang tak membawa uang pecahan kecil, jadi si ibu - ibu harus menukar uang dulu ke pedagang lain di area itu.


Aku beranjak duduk menunggu di atas motor, si ibu - ibu pun datang dari warung lain dengan kaki tertatih - tatih, ternyata benar firasatku, dia terkena gangguan saraf motorik a.k.a "Stroke". Kembalian pun sudah didapat, kami pun pamit pulang kepada mereka, senyum ramah merekalah yang membalas pamit kami.


Di perjalanan pulang, aku bertanya pada si mama, "Ma, cowo tadi (pemuda anak bapak tua) minta apa sih sama papanya?", "Tadi dia itu minta permen, kayaknya mama liat, dia itu terbelakang deh". Aku makin simpati, ya Tuhan..pikirku, berat sekali hidup keluarga tadi, sang ibu terkena stroke, sang anak terbelakang mentalnya, dan sang kepala keluarga sangat sepi kiosnya, aku terus menerus terpikir tentang mereka sepanjang perjalanan.


Sampainya di rumah, saat si mama asyik bermain di luar dengan cucu tetangga, aku duduk sendiri di dalam. Mata ini menangis saat teringat lagi keluarga sang tukang bakmie dan setumpuk beban hidup mereka itu. Akhirnya ku putuskan akan menulis tentang mereka.


update Jam 18.00 WIB -------


Aku pergi ke rumah seorang teman untuk bertanya sesuatu, pulangnya aku iseng - iseng telusuri jalan lewat kios bakmie tadi, untuk melihat apakah di jam - jam ini, kios itu tak sepi layaknya tadi saat aku makan di sana. Ternyata cuma ada si bapak tua yang duduk di dalam, tanpa ada satu pelanggan pun....



-----------------------------------------------------

Spoiler for Sebelumnya tanggal 28..:

Gw berdoa sambil nangis gan, mikirin beban hidup yang gw lagi dan akan jalani, biasa..ekonomi gan..

Pesan dari Tuhan yang aku tangkap dari apa yang hari ini ku lihat :
"Syukuri bebanmu, masih banyak yang lebih pantas tangisi beban mereka"







0 komentar:

Posting Komentar